Tujuan dan Arti Hidup

"Apa sih, hal yang paling lo inginin atau paling lo pengen lakuin dalam hiduplo?" tanya temen gue di sebuah siang hari naas di sekolah dengan jam kosong dan tanpa tugas dari guru yang kedapetan kerja piket. Gue meletakkan pulpen yang sedari tadi berputar putar di tangan gue. Gue menerawang ke luar kelas. Apa yang gue pengen? Pertanyaan sederhana seperti itu justru yang membuat otak malas gue berpikir keras. Yang gue pengen banyak, misal, jadi terkenal, punya pacar yang langgeng trus jadi suami istri, punya duit banyak, kenalan sama Putra Kandias, kenal sama banyak penulis terkenal, pokoknya banyak deh. Dengan ekor mata, gue melihat temen gue masih setia menunggu jawaban gue. Impian tadi adalah hal absurd yang gak mungkin gue ceritakan. Setelah berpikir lumayan lama, gue menjawab dengan jawaban yang gue rasa gak terlalu ngawur. "Emm, kayaknya ngeluarin buku novel deh, fiksi maupun personal literature gitu". Gue tersenyum puas. Dia mengangguk perlahan.

 "Trus, abis itu ngapain?".
 "Ya mungkin ngadain semacam seminar bedah buku gitu, talkshow gitu sih kayaknya"
 "Trus?"
 "Gak tau, terkenal kali" jawab gue sekenanya. "Kalo semua itu gak kejadian gimana?". Deg. Pertanyaan itu membuat gue berhenti sejenak.  Gue bingung dengan pertanyaannya kali ini. Atau lebih tepatnya bingung dengan jawaban gue. Apa yang bakalan gue lakuin kalo semua harapan gue gak kesampaian? Apa yang gue idam idamkan cuma jadi khayalan semata? Apakah gue siap kalo semua yang gue ingin gak kejadian, gak kelaksana, cuma angin lalu?. Sebelum gue sempat menyelesaikan perdebatan di otak gue, dia sudah meninggalkan bangkunya dan mulai menyantap nasi bungkusnya. Kurang ajar, ngasih pertanyaan kayak gini tapi dengan enaknya malah makan duluan. Gue sudah terlanjur gak niat makan. Nasi bungkus yang gue beli gue telantarkan begitu aja. Gue kembali berpikir. Jawaban pertanyaan ini serasa hal terpenting yang harus segera gue tau pemecahannya. Gue menggali dan menggali. Gue bertanya dalam hati, dan ketika gue menemukan sedikit jawaban, gue timpali lagi dengan pertanyaan lainnya. Menurut gue itulah metode menemukan jawaban paling tepat dan yang paling sesuai untuk jenis pertanyaan seperti ini. Karena dengan terus menerus memberikan pertanyaan, akan terbentuk jawaban yang paling mendasar, paling asli. Dan pertanyaan terakhir yang terbentuk di otak gue adalah; "Apa tujuan lo hidup?".

Menurut Itachi dalam serial Naruto, kita akan menemukan tujuan hidup kita, esensi dari seluruh waktu hidup kita, tepat ketika ajal menjemput. Karena itulah fungsi mati yang sesungguhnya; membuat orang mengerti apa tujuan hidupnya selama ini. Gue nggak bisa menunggu sampai ajal gue akan menjemput untuk menemukan tujuan hidup gue. Bisa saja kematian itu datang dan gue terlambat menentukan tujuan hidup gue. Gue bakalan hidup dan mati tanpa mengetahui apa itu tujuan hidup gue. Horror.

"Tujuan Hidup" seorang pelajar adalah belajar. Gue berpikir tagline ini adalah salah satu simbol "perbudakan" di dunia pendidikan. Kalimat itu senada dengan tugas pekerja adalah bekerja. Tugas pencuri adalah mencuri. Kalimat itu mengandung keharusan. Dan seperti kebanyakan orang, gue gak suka kata itu. Harus.

Tujuan itu penggerak. Visi. Laksana bahan bakar dalam sebuah kesatuan mesin yang tangguh. Tujuan ibarat hasil akhir. Finish line. Titik balik. Tapi tujuan hidup? Kalimat yang sulit dicari ujungnya. Setiap orang punya jawabannya. Mungkin gak semua orang punya jawaban yang bener bener pasti. Ada yang mengira sudah mendapat apa itu tujuan hidupnya. Gak semua orang sama tentu saja. Tapi  muncul lagi pertanyaan untuk orang yang mengaku sudah menemukan tujuan hidupnya. Kalo lo sudah "mengira" tau apa itu tujuan hidup lo, gue akan melontarkan pertanyaan yang sama seperti pertanyaan yang gue lontarkan kepada diri gue sendiri. Siapkah lo kehilangan tujuan hidup lo. Atau bagaimana perasaan lo ketika lo berdiri di titik dimana lo menganggap tujuan lo tercapai. Apakah yang akan lo lakukan?

Postingan ini berbeda dari sebelumnya, gue gak bisa ngasih jawaban atau sekiranya pendapat gue. Gue juga masih dalam tahapan berpikir untuk premis gue yang satu ini. Yang gue tau, tujuan hidup harus lah sesuatu yang "bisa berkembang". Tidak stagnan, tidak monoton, namun juga tidak mengikat paksa. Jelas sesuatu yang membuat kita bergairah, bersemangat. Bukan  malah melemahkan.

Tujuan kita hidup, apakah hanya Tuhan yang tahu?

Komentar

  1. Tujuan hidup menurut teori biologi, berkembang biak! Udah sih gitu aja.

    BalasHapus

Posting Komentar